Berpuasalah Agar Kamu Sehat
Jakarta, Jurnalutara.com – SEGALA sesuatu ada zakatnya, dan zakat tubuh itu adalah puasa. Berpuasalah agar kamu sehat. (HSR. Ibn Majah). Tubuh kita ini sama seperti halnya harta kekayaan yang kita miliki, ia akan bersih dan suci setelah dikeluarkan zakatnya. Tubuh akan menjadi bersih, indah berseri-seri dan sehat bila ditunaikan zakatnya dengan ibadah puasa.
Tidak cukup hanya membasuh tubuh dengan air dan sabun lantas merasa bersih dan sehat. Sesuai hasil penelitian secara ilmiah menyebutkan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk mengeluarkan berbagai macam racun dalam tubuh (detoksifikasi tubuh) yang terakumulasi selama sebelas bulan akan bisa bersih dan sehat dengan “Izin Allah” melalui proses berpuasa sebulan Ramadhan. Hal ini telah disebutkan oleh Rasulullah saw.
“Semua amalan anak cucu Adam itu untuk dirinya kecuali puasa. Amalan puasa itu untuk Aku (Allah) yang akan membalasnya. (HSR. Bukhori – Muslim).
Ibadah puasa karenanya, merupakan suatu proses keajaiban kuasa Allah SWT mewajibkan-NYA ritual ibadah ini selama satu bulan dalam setahun. “Puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahu” (QS. Albaqarah: 184). Kita bisa menelusuri dan membaca jejak-jejak sejarah bahwa ternyata setiap agama samawi selalu ada kewajiban ibadah puasa, seperti agama Islam, Kristen, Yahudi terdapat ritual wajib ibadah puasa. Bahkan dalam agama Budha dan Hindu ada juga ritual puasanya, tentu menurut tatacara agama masing-masing.
Agama Islam dan kita umatnya sudah cukup lama dan telah berkali-kali bertemu dengan bulan ramadhan dan berpuasa. Tentulah kita meyakini bahwa ibadah puasa membawa manfaat besar tidak semata-mata fahala untuk kepentingan kehidupan akhirat, tetapi juga manfaat untuk kehidupan dunia. Seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad saw diatas “Shummu Tashihu” Berpuasalah agar kamu sehat” ini bermakna bahwa dengan berpuasa akan memperoleh manfaat Sehat jasmani dan rohani, lahir dan batin. Dari hadits ini dapat kita fahami bahwa manfaat puasa adalah kesehatan tubuh (fisik-jasmani).
Di muka telah disebutkan bahwa puasa adalah sebuah proses “Detoksifikasi Tubuh” mengeluarkan berbagai jaenis penyakit yang menumpuk dalam tubuh. Dalam hadits Nabi Muhammad saw disebutkan: “Segala sesuatu ada zakatnya, dan zakat tubuh adalah puasa” (HSR. Ibnu Majah). Dan Allah SWT berfirman: “Puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya” (QS. Albaqarah: 184).
Jadi, cukup jelas dan tegas bahwa ibadah puasa adalah sebuah proses untuk membersihkan dan menyehatkan tubuh sebagaimana telah difirmankan Allah SWT, disabdakan Nabi SAW, dan telah dibuktikan penelitian secara ilmiah.
Demikian pula secara mental (rohani) dengan berpuasa sesuingguhnya melatih mentalitas kejiwaan agar dapat dan mampu melakukan pengendalikan sifat-sifat mulia seperti; rendah hati (tawadhu), ketenangan dan kelembutan jiwa, serta kontroling perbuatan anggota tubuh lainnya. Ibadah puasa adalah berproses dalam sistem di bawah pengawasan langsung oleh Allah SWT untuk mengendalikan prilaku dan kebiasaan tak terpuji yang terbentuk setidaknya selama 11 bulan yang lalu.
Dengan kata lain, puasa itu adalah proses perawatan “mesin tubuh” untuk memulihkan kembali fungsi-fungsi organ secara normal sesuai kebutuhan jasmani – rohani. Normalisasi kondisi tubuh saat berpuasa itu tidak ubahnya seperti sebuah mobil masuk bengkel.
“Kemudian mobil itu bongkar total, turun mesin, cuci bersih, ganti onderdil yang aus dan rusak dengan yang baru, kemudian pasang kembali semua komponen peralatan, lalu stater dan tancap gass. Gasspool, baru kembali “Minal ‘aidin walfaaidzin” kembali sebagai manusia paripurnah. Sehat wal’afiat lahir dan batin.
Ketika manusia menemukan kembali jatidirinya sebagai manusia fitrah, maka bisa dengan mudah melakukan Silaturrahmi dan permaafan kepada sesama umat manusia. Tanpa terhalang oleh sekat-sekat perbedaan kelas sosial, tanpa ada penghambat dan gangguan dari dalam diri seperti iri, dengki, benci, sakit hati, dendam, gengsi, ujub atau bangga diri dan segala macamnya. 29 atau 30 hari berpuasa bulan ramadhan bila dilaksanakan secara lengkap dan istiqomah, insya Allah akan meraih hasil sempurna menjadi Mukmin yang Muttaqin “La’allakum Tattaqun” Iman paripurna. (QS. Albaqarah: 183). (*)