Jakarta, Jurnalutara.com – Dalam rangka menyambut 500 tahun Jakarta dan memperkuat posisi Jakarta Utara sebagai simpul budaya maritim dan sejarah kota, 2 buku bertajuk “Jejak Peradaban di Utara Jakarta” dan “Ritus dan Rasa di Pesisir Kota” dan 1 Pratinjau “Nyanyian Kampung Tugu” resmi diluncurkan sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas budaya Jakarta Utara menuju Jakarta Kota Global, yang bertempat di Ruang Bahari Kantor Walikota Jakarta Utara Selasa (29/7/25).
Buku ini merangkum kekayaan sejarah, cagar budaya, serta warisan budaya tak benda khas wilayah pesisir utara Jakarta. Ditulis dengan bahasa yang ringan dan informatif, buku ini akan didistribusikan ke sekolah, kampus, dan kedutaan besar sebagai media edukasi dan diplomasi budaya.
Buku yang akan diluncurkan diantaranya:;
- Ritus dan Rasa di Pesisir Kota: Sebuah Kajian Objek Pemajuan Kebudayaan Jakarta Utara (Nyadran dan Burdong) Disusun oleh Tim Riset IHHCH, buku ini mengangkat dua ritus penting masyarakat pesisir sebagai ekspresi spiritual, solidaritas sosial, dan kekuatan budaya lokal. Kajian ini menunjukkan bagaimana tradisi komunitas dapat menjadi ruang dialog lintas generasi dan sumber ketahanan sosial di tengah perubahan zaman.
- Jejak Peradaban di Jakarta Utara: Kajian Objek Cagar Budaya Situs Batu Tumbuh, Struktur Sungai Gomati dan Situs Pelabuhan Kota Tua
Juga disusun oleh Tim Riset IHHCH, buku ini menelusuri tiga situs bersejarah yang
membentuk lanskap budaya Jakarta Utara. Dengan pendekatan berbasis ekologi,
sejarah, dan tata ruang, kajian ini menawarkan strategi pelestarian yang menghubungkan
masa lalu dengan masa depan kota secara berkelanjutan. - Nyanyian dari Kampung Tugu Penulisan buku ini diinisiasi oleh Yayasan Rumah Budaya Michiels, buku ini berkisah tentang komunitas Mardijker di Kampung Tugu—penjaga warisan musik keroncong, bahasa kreol, kuliner dan tradisi lokal sejak abad ke-17. Buku ini menyoroti pentingnya
pelestarian identitas minoritas sebagai bagian dari keberagaman budaya Jakarta dan kekayaan ekspresi kreatif masyarakat.
Sekretaris Kota Fredy Setiawan berharap buku ini mampu menginspirasi generasi muda dalam pelestarian budaya serta memperkuat daya saing Jakarta sebagai kota berkelas dunia.
Tak hanya itu, album musik “Nongkrong Krontjong” dari Krontjong Toegoe turut dirilis, menambah semarak pelestarian budaya lokal.
Sementara itu Ketua Bamus Suku Betawi 1982 Jakarta Utara M. Ichwan Ridwan alias Boim yang hadir dalam acara tersebut sangat mengapresiasi Sudin kebudayaan Jakarta Utara yang mau menggali potensi kekayaan lokal Jakarta Utara dalam bentuk sejarah peradaban , Seni dan kuliner melalui peluncuran buku sejarah ini yang menurutnya sangat penting bagi keberlangsungan pelestarian sejarah, budaya, dan tradisi Betawi khususnya bagi generasi muda dan juga memperkaya literasi sejarah budaya Betawi di Jakarta sebagai Kota Global dan Berbudaya seperti tagline HUT Kota Jakarta ke 498 tahun 2025.
“Sebagai orang Betawi kami sangat mengapresiasi sekaligus bangga dengan diluncurkannya 3 buku Sejarah ini” tandas Boim.
Dalam hal ini Boim juga minta kepada Sudin untuk menggandeng komunitas yang ada baik ormas, sanggar maupun kelompok yang ada terutama yang memiliki fokus terhadap pelestarian, pengembangan dan pemajuan budaya terutama budaya Betawi, karena pemerintah daerah dibawah pimpinan Parmono Anung sangat konsen terhadap budaya Betawi. DPD Bamus Suku Betawi 1982 Jakarta Utara mendukung penuh langkah tersebut dan siap untuk berkolaborasi dengan Sudin kebudayaan Jakarta Utara atau UP museum yang ada di Jakarta Utara.