Kajian Jum’at : Orang-orang Yang Membuat Iri Para Nabi dan Syuhada
Jakarta, Jurnal Utara.com – Nabi Muhammad SAW pernah bersabda tentang sifat para waliyullah. Mereka sungguh-sungguh dekat dengan Allah SWT, mencintai-Nya dan selalu mengharapkan ridha-Nya. Maka dari itu, memusuhi mereka sama saja memaklumkan perang terhadap Tuhan alam semesta. Dalam hadis qudsi, disebutkan, Allah berfirman, “Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya.” (HR Bukhari).
Di lain kesempatan, Rasulullah SAW juga pernah menuturkan, sebagaimana termaktub dalam Sunan Ahmad. “Sesungguhnya, di antara hamba-hamba Allah itu terdapat orang-orang yang bukan nabi dan bukan pula syuhada. Akan tetapi, para nabi dan syuhada iri kepada mereka di Hari Kiamat karena kedudukan mereka di hadapan Allah.”
Para nabi dan syuhada iri kepada mereka di Hari Kiamat karena kedudukan mereka di hadapan Allah.
Seorang sahabat kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa saja amal yang telah mereka perbuat? Barangkali kami bisa mencintai mereka.”
Nabi SAW menjawab, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai semata-mata karena ruh Allah meski tanpa ada hubungan keluarga di antara mereka. (Mereka saling mencintai) bukan karena harta benda yang saling mereka berikan. Demi Allah, wajah mereka benar-benar bercahaya, dan sesungguhnya benar-benar di atas mimbar dari cahaya. Mereka tidak takut kala kebanyakan manusia takut, dan tidak pula bersedih hati saat kebanyakan manusia bersedih hati.”
Bila seorang hamba sudah dicintai Allah SWT, maka itulah keberuntungan yang teramat besar baginya. Penglihatan, pendengaran, dan tangannya tak terjadi kecuali demi mengharapkan rahmat-Nya. Ketika waliyullah berdoa, niscaya Dia akan mengabulkannya.
Ciri wali
Abu Nuaim dalam mukadimah kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqath Al Ashfiya menjelaskan, para wali Allah itu mempunyai sifat dan tanda-tanda yang nyata. Orang-orang yang berakal dan saleh akan bersikap loyal kepada mereka dengan sukarela.
Ibnu Katsir menafsirkan surah Yunus ayat 63-64 untuk menjelaskan ciri-ciri waliyullah. Arti ayat itu: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.”
Jelaslah berdasarkan ayat tersebut, para wali Allah adalah mereka yang beriman dan selalu bertakwa. Kelak, mereka pada Hari Kiamat tak akan dihinggapi kegundahan. Hati mereka tenteram, baik di dunia maupun akhirat.
Maka dari itu, kriteria wali Allah bukanlah yang sebagaimana diyakini kalangan awam, semisal lebih menekankan pada aspek di luar logika umum. Sebut saja, kemampuan berjalan di atas air, shalat di atas angin, bisa membaca pikiran orang, atau kesaktian-kesaktian lainnya. Padahal, kesaktian-kesaktian itu bahkan juga bisa dipertontonkan seorang dukun, paranormal, atau tukang sihir.