KE – MUHAMMADIYAH BELAJAR MENGELOLA NEGARA
dilihat : 610
Penanganan Pandemi Covid-19
Oleh : Abdul Bahder Maloko
Muhammadiyah salah satu ormas islam terbesar yang didirikan pada tahun 1912 memiliki orentasi dakwah“Amar Ma’ruf Nahi Munkar” gerakan dakwah tidak semata pada kepentingan keagamaan saja akan tetapi mencakup kepentingan kelangsungan kehidupan manusia.
Sebagaimana sejak awal pemikiran KH Ahmad Dahlan pendiri perhimpunan Muhammadiyah memfokuskan kegiatannya pada amaliah melalui usaha-usaha Pendidikan, kesejahteraan dan program dakwah guna melawan praktek takhayul takhayul local, adapun maksud dari nama Muhammadiyah oleh pendirinya untuk bertafa’ul (berpengharapan baik), dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW yang kemudian menjadi rumusan tujuan persyarikatan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur.
Dapat dimaknai sebagai sebuah cita-cita dalam kehidupan umat isalm yakni kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai tujuan.
Kata Muhammadiyah yang diuraikan diatas, memiliki nilai yang penting dan strategis, dikatakan penting karena telah meletakkan dasar-dasar yang fundamental yaitu dasar keagamaan, kemanusiaan dan kebangsaan. Sedangkan bernilai strategis karena sebagai sugesti yang memiliki daya dorong dalam diri bagi pengikutnya untuk bersikap dan bertindak, sekaligus sebagai media dalam menyampaikan kebajikan dan mencegah kemungkaran,
I. Keagamaan
Bahwa yang dimaksudkan dengan dasar keagamaan adalah meletakkan dasar aqidah ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad yakni senantiasa menjadikan Al-qur’an dan As’sunnah sebagai sumber dan pedoman dalam kehidupan yakni utamanya memperkokoh aqidah dan secara terus menerus berdakwah menyampaikan risalah ajaran islam kepada seluruh ummat manusia.
Tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW yakni memperbaiki Akhlaq manusia ketika itu. Akhlaq dalam dimensi kehidupan manusia memiliki nilai yang sangat mendasar. Senada dengan perjuangan dan gerakan dakwah Muhammadiyah yaitu memerangi praktek-praktek takhayul, khurafat dan bid’ah, antara lain meluruskan pemahaman ajaran agama islam sesaui dengan tuntunan Al-qur;an dan Sunnah yang dikenal dengan jargon dakwah “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
II. Kemanusiaan
Gerakan dakwah Muhammadiyah memiliki dimensi kemanusiaan meliputi aksi-aksi nyata dalam bentuk amal usaha Muhammadiyah antara lain : Kegiatan Pendidikan, Kegiatan Sosial, Kegiatan ekonomi dan kegiatan kesehatan.
Bahwa pada aspek pendidikan menjadi konsen Muhammadiyah karena dalam menata kelangsungan kehidupan manusia menjadi baik atau buruk sangat tergantung pada pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan yang kemudian didukung oleh pemahaman ajaran agama yang kemudian membentuk perilaku manusia untuk saling tolong menolong, solidaritas dan saling peduli adalah bagian dari
membangun peradaban manusia. Sebagai ikhtiar kelangsungan kehidupan manusia dan membangun peradaban manusia Muhammadiyah telah menyediakan lembaga pendidikan mulai tingkat paud sampai ke Perguruan Tinggi yang tersebar diseluruh wilayah indonesia.
Demikian pula terkait dengan kesehatan yang tidak terlepas dari kelangsungan kehidupan manusia, Muhammadiyah menyediakan sarana prasarana kesehatan Rumah sakit dan klinik kesehatan, ini semua dilakukan karena kehadiran Muhammadiyah bermanfaat bagi masyarkat bangsa dan negara.
Disaat negara ini dilanda musibah wabah virus corona-19 sejak maret 2020 sampai dengan saat ini belum berakhir, Muhammadiayah sebagai organisasi masyarakat keagamaan
senantiasa terlibat dalam penanganan dan penanggulangan wabah virus corona-19 dalam bentuk memberikan bantuan, karena virus covid-19 adalah masalah kemanusia, tradisi
membantu dan memberi terhadap yang sedang mengalami musibah yakni kepada siapa saja, kelompok mana saja apalagi negara, bagi Muhammdiyah telah membudaya sehingga tanpa harus menunggu diminta atau diundang. Komitmen memberi dan membantu yang dilakukan Muhammdiayah menjangkau sampai ke luar negeri, semua dilakonin tanpa pamrih untuk sebuah kepentingan, pencitraan, apalagi dengan tujuan politk tapi karena semata-mata
persoalan kemanusiaan. Perbuatan tolong-menolong termasuk memberi dan membantu akan
bernilai ibadah dan menjadi sikap terpuji atau disebut “pancasilais” jika tanpa harapan sesuatu apapun seperti halnya sumbangan 2.T dari keluarga turunan untuk membantu penanganan covd-19 beberapa waktu lalu yang sempat viral didunia maya jelas ini adalah perbuatan riyah yang “tidak pancasilais” terlepas dari sumbangan bantuan secara simbolik dengan papan donasi bertuliskan 2 T hanya sebatas prank atau sekedar mengiasi ruang informasi di media untuk mendapat perhatian publik.
Sejak Pademi Covid-19 dinyatakan sebagai bencana nasional oleh pemerintah indonesia bulan Maret 2020 sampai dengan saat ini Muhammadiyah dengan segala potensi dan kekuatan yang ada telah melakukan serangkain kegiatan penanganan dan penanggulang Covid-19 meliputi kegiatan bidang keagamaan, sosial, ekonomi dan kesehatan, seperti lebih awal mendirikan tim penanganan pandemi (MCCC) dari pada pemerintah mendirikan tim gugus tugas, melibatkan 83 rumah sakit dari 116 rumah sakit milik Muhammadiyah serta 75.000
relawan nakes dan relawan kemanusaian melaksanakan kerja-kerja pelayanan sosial, ini baru
diungkapkan sekretaris Umum PP Muhammadiyah beberapa waktu lalu yang selama ini hal tersebut tidak tersampaikan dikhalayak umum. Informasi yang terpublikasi itu dari sebagian kecil aksi kemanusia yang dilakukan Muhammadiyah sekaligus menjawab nyinyiran kalangan
buzzer atas respon bantuan 2.T keluarga turunan untuk covid-19 walaupun itu hanya pepesan kosong, tapi itu tidak penting untuk ditanggapi biarlah komentar-komentar itu menjadi coretan
dinding medsos yang akan hilang dan lenyap sesuai masa kadaluarsanya dialam maya.
Muhammadiyah dalam gerakan sosial kemanusiaan itu diibaratkan “Tangan kanan memberi tidak diketahui tangan kiri” harus lebih dimaknai setiap pekerjaan yang
dilakukan perihal memberi, membantu dan menolong masyarakat apalagi dalam rangka ikut serta mendukung mensukseskan program pemerintah, maka menjadi tidak penting untuk dipublis secara masiv diberbagai media, spanduk dimana-mana, yang perlu disikap bersama oleh seluruh elemen masyarakat baik perseorangan, organsasi masyakarat, organisasi
keagamaan yang terlibat langsung penanganan pandemi Covid-19 untuk menanggalkan semua
perbedaan, keinginan dan kepentingan untuk satu tujuan yakni persoalan bangsa. Justru dalam situasi pandemi Covid-19 menjadi momen penting untuk menunjukan islam sebagai rahmat
bagi alam semesta melalui peran umat islam sebagaimana keterlibatan Muhammdiyah dalam
urusan penanganan Covid-19 yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat tidak hanya satu
kelompok, suku atau etnis.
Al-hamdulillah Muhammadiyah diterima berbagai elemen
masyarakat karena memang Muhammadiyah bukan organ partai politik, Realitas ini membuktikan bahwa organisasi keagamaan tidak cukup bertugas mendo’akan, Muhammadiyah menyertakan do’a sebagai semangat spiritualitas dalam setiap aksi-aksi kemanusiaan berupa layanan sosial, layanan pendidikan, layanan kesehatan adalah bagian dari pengamalan ayat-ayat Al-qur’an sebagaimana dikatakan KH. Dr Abdul Mu’ti
“Dalam pandangan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah Kiyai Ahmad Dahlan bahwa setiap ayat Al-qur’an wajib diamalkan secara nyata untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya”.
III. Kebangsaan
Komitemen Kebangsaan Muhammadiyah sejak kelahirannya telah ditunjukkan oleh pendiri dan para tokoh-tokoh Muhammadiyah sejak merebut kemerdekaan dari tangan penjajah sampai dengan saat ini baik melalui kontribusi pemikiran maupun aksi-aksi nyata meliputi bidang Pendidikan, Sosial, ekonomi dan politik.
Sepanjang sejarah gerakan dakwah Muhammadiyah tidak memilih jalur Politik, untuk perjuangan kemaslahatan umat bahkan
kepentingan bangsa dan negara jalur politik sebagai strategi dakwah Muhammadiyah, inilah
kemudian Muhammadiyah secara legal formal tidak pernah menjadi organ dari partai politik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kader-kedar Muhammadiyah berkiprah bahkan mendirikan partai poltik, berkiprah di lembaga legislatif, yudikatif, eksekutif dan lembaga – lembaga negara lain.
Diakui bahwa Muhammadiayah telah melahirkan kader-kader terbaik, menjadi tokoh-tokoh bangsa berlaga dipentas nasional maupun internasional telah
berkontribusi dalam proses pembangunan bangsa.
Tema tulisan ini hanya memberikan pemikiran positif tidak bermaksud show off force dan biarlah publik menilai kiprah Muhammadiyah baik di masyarakat maupun terhadap negara melalui kader-kader terbaiknya, Sejarah mencatat keterlibatan Muhammadiyah sejak sebelum republik ini merdeka, merebut kemerdakaan adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman anggota Hizbul Wathon.
Tidak cukup sampai pada masa perjuangan merebut kemerdakaan saja, peran Muhammadiyah semakin menunjukan kepeduliaannya terhadap bangsa pasca kemerdekaan dan dalam masa politik kemeredekaan melalui tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti : KH Mas Mansur, Kasman
Singodemedjo, Ki Bangus Hadikusumo, Kahar Muzakir, Ir H Juanda dan Soekarno adalah
pelaku utama dalam pembentukan Negara Indonesia yakni meletakkan pondasi bangsa. Diera reformasi tahun 1998 Muhammadiyah kembali membaktikan diri untuk memperjuangkan nasib bangsa bahkan menjadi aktor utama dalam menentukan arah kehidupan politik bangsa adalah peran Amien Rais yang saat itu menjadi tokoh reformasi.
Tokoh Muhammadiyah yang lain KH AR Faqrudin, KH Ahmad Basir, Prof Syafei Ma’arif dan Din Syamsudin deratan nama-nama yang sempat menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus ikut memberikan warna perjalanan pembangunan bangsa ini.
Muhammadiyah sebagai organisasi tertua dalam kurun waktu lebih dari 1 abad telah memberikan dedikasinya terhadap negara, tentunya telah memiliki pengalaman. Maka tidaklah berlebih jika dalam mengurus dan
mengelola negara belajarlah bersama Muhammadiyah khususnya pada persoalan penanganan pandemi Covid-19 yang tengah dialami bangsa. Semoga demikian adanya.