LTMNU Harus Bermanfaat Buat Masjid Se DKI Jakarta
Jakarta. Jurnalutara.com – Lembaga Takmir Masjid Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama ( LTM PWNU), Propinsi DKI Jakarta akan terus berkomitmen dalam masalah kemasjidan dan pengabdian pada hal-hal kemanusiaan, terutama masalah pendidikan, ekonomi, kemandirian, dan kemajuan zaman.
Kegiatan perawatan jenazah penting dilakukan, agar warga NU memiliki ketrampilan yang cukup tentang memandikan, menshalati, dan menguburkan, meski sudah ada petugas dari wilayah RT , RW atau kelurahan setempat.
“Ini pengetahuan penting bagi nahdliyin, selain untuk kaderisasi, pelatihan ini dirasa perlu dilakukan dan nanatinya akan dilakukan secara bergilir ke tempat-tempat yang lain,” ujar Yusrul Hanna Ketua LTM PWNU DKI Jakarta, Sabtu, (19/2/2022) di Masjid Baiturahman jalan Kramat Lontar RW 01 Paseban Jakarta Pusat.
Selain kegiatan pelatihan jenazah, program IMB reklasasi, pelantihan menejemen Masjid , Beesih – Bersih Masjid dan cara cepat baca kitab kuning, juga mengadakan kegiatan bakti sosial santunan anak yatim dhuafa di Lima Wilayah Propinsi DKI Jakarta, sehingga dengan harapan kegiatan ini lebih terasakan di masyarakat,” pungkas Yusrul Hanna Mantan Ketua LTM PCNU Kota Jakarta Pusat
Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, KH. Drs. Zaenal Arifin Naim, Pada kesempatan itu menyampaikan bahwa LTM PWNU DKI Jakarta, tidak hanya harus berperan di ranah kemasjidan saja tetapi juga harus memiliki peran dalam ranah publik untuk kemaslahatan umat.
LTMNU didirikan dengan tujuan terbentuknya, sebagaimana dijelaskan Ensiklopedia NU adalah revitalisasi masjid supaya masjid tak hanya menjadi tempat shalat, tetapi menjadi tempat yang selalu tecermin dalam doa para jamaahnya: Allahumma inni as’aluka salamatan fid dini, wa afiyatal fi jasadi, wa ziyadatan fil ilmi wa barakatan firrizki, wa taubatal koblal maut, wa rahmatan indal maut wa maghfiratan ba’dal maut.
Penjabaran dari tujuan tersebut: Pertama: AIlahumma inni as’aluka salamatan fiddini. Masjid menjadi tempat supaya selamat agamanya sampai akhir hayatnya, aqidahnya Ahlussunnah wal Jamaah, syariahnya, mazahibul arba’ah, akhlaknya atau tasawufnya Junaidi al-Baghdadi dan al Ghazali;
Kedua, wa afiyatal fi jasadi. Melalui program ini, masjid dijadikan pusat kegiatan kesehatan. Program ini harus disinergikan dengan lembaga-lembaga lain.
Ketiga, wa ziyadatan fil ilmi. Masjid sebagai majelis taklim, tempat pemberdayaan pemikiran, dan tempat kiai mengajar atau memberi tausiyah, khususnya khutbah, dengan materi yang Iebih menyentuh kebutuhan masyarakat.
Di masjid juga terdapat Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), madrasah diniyah, atau sekolah umum di sampingnya.
Keempat, Wa barakatan fir rizki. Masjid sebagai tempat pemberdayaan ekonomi;
Kelima, wa rahmatan indal maut. Masjid sebagai tempat mengurus jenazah, pelatihan menangani jenazah, dan lain-lain;
Keenam, wa taubatan qoblal maut. Masjid sebagai tempat bertaubat, kembali kepada Allah;
Ketujuh, wa magfiratan ba’dal maut. Masjid sebagai tempat untuk tahlilan.
Hadir dalam kegiatan pemulasaraan jenazah yang diadakan oleh LTM PWNU DKI Jakarta antara Ketua PCNU Kota Jakarta Pusat Gus Syaefudin calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Kiai Asimun Mas’ud Ketua LTM PCNU kota Jakarta Timur serta para muharrik se Jakarta pusat.
.