Giliran RS-RS Yang Menjerit Soal Beku Operasi PMI Jakit
Jakarta, JurnalUtara.com – Seperti diberitakan sebelumnya (JurnalUtara.com 25/2/2021), banyak masyarakat yang kecewa dan batal berdonor akibat penutupan UDD PMI Kota Jakarta Utara. Dampak penutupan ini mengakibatkan terjadi kelangkaan darah di Jakarta dan efek dari itu akhirnya berimbas pada rumah sakit yang selama ini mengambil Stock darahnya dari PMI Jakarta Utara.
Baca juga: UDD PMI Jakarta Utara Lumpuh. Masyarakat Komplain!
Salah satunya dari Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) yang menyampaikan surat keberatan kepada PMI tentang ditutupnya UDD PMI Jakarta Utara, ini jelas merugikan pihak rumah sakit dimana banyak pasien yang masih membutuhkan darah , apalagi dimusim Pandemi seperti saat ini, isi surat RS. Kanker Dharmais Jakarta.
“Dengan di tutupnya UDD PMI Jakarta Utara, pihak RSKD mengalami kesulitan diantaranya, stock darah PRC dan Stock Darah TC di Instalasi Pelayanan Darah RSKD tidak tercukupi, sehingga pelayanan transfusi di RSKD terganggu/ tidak maksimal, dan pada saat ada pasien yang inkompabilitas golongan darah/comb tes yang dirujuk ke UTDD PMI tidak ada yang mengakomodir, sama juga halnya pada pemeriksaan skrining antibodi sel darah merah bagi calon donor plasmakonvalesen tidak terakomodir,” demikian isi surat dari RSKD yang ditandatangani oleh dr. R. Soeko W. Nindito D. MARS, tertanggal 3 Maret 2021.

Saat ini, PMI DKI Jakarta telah mencoba mengambil-alih tugas UDD PMI Jakarta Utara, dengan menyelenggara kegiatan donor darah di dalam unit bis, di lapangan parkir PMI Jakarta Utara. Memang terlihat aneh, ketika tim unit donor darah PMI DKI menyelenggarakan donor darah menggunakan bis, sementara di dalam gedung terdapat fasilitas yang jauh lebih baik.
Fasilitas UDD PMI Jakarta Utara menjadi mubazir akibat kebijakan tidak jelas dari PMI Pusat ini. Padahal pada saat pandemi ini, dimana donor darah menurun secara drastis, justru seharusnya PMI mengoptimalkan semua fasilitasnya untuk memenuhi kebutuhan persediaan darah.
Terlihat sepertinya ego PMI Pusat dan PMI DKI Jakarta lebih mengutama daripada kepentingan dan nyawa pasien yang membutuhkan transfusi darah. Semoga kemelut ini segera berakhir dan semua pihak mau mengedepankan kepentingan masyarakat banyak.