Sejumlah Tokoh Gelar Refleksi 39 Tahun Peristiwa Priok

Jakarta Utara, JurnalUtara.com – Sejumlah tokoh ormas dan LSM di Jakarta Utara menggelar Refleksi dan Doa Bersama Tragedi berdarah Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 di Gelanggang Remaja Jakarta Utara Selasa (12/9)

Peristiwa berdarah tersebut hampir sulit dilupakan bagi masyarakat Tanjung Priok khususnya bagi keluarga korban yg langsung mengalami dan menjadi saksi hidup peristiwa tersebut.

Yusron Jainuri adalah salah satu saksi kunci Peristiwa 12 September 1984 yang sekaligus penggagas acara refleksi dan doa bersama para tokoh ormas dan LSM di Jakarta Utara. “Kegiatan ini selain sebagai ajang reuni para korban juga sebagai pengingat bagi semua pihak terutama Pemerintah bahwa pernah terjadi suatu peristiwa pelanggaran HAM di Tanjung Priok” ujar Yusron.

“Cukup kami-kami saja menjadi mortir peristiwa biadab dari para aparat saat itu, berharap tidak akan terulang di masa yang akan datang.” Demikian Yusron menambahkan.

Seperti diketahui Peristiwa ini terjadi akibat dari kebijakan negara yang memaksakan penerapan kebijakan asas tunggal Pancasila yg kemudian mendapatkan kritik dari para tokoh hingga berujung pada demontrasi dan direspon oleh negara dengan cara-cara represif & brutal lalu ditindaklanjuti dengan sejumlah penangkapan dan penahanan terhadap sejumlah tokoh dengan tuduhan subversif hingga diadili dalam peradilan yang tidak fair dan independen.

Sementara itu Mukhtar Beny Biki adik dari Almarhum Amir Biki yang merupakan tokoh kunci dan salah satu korban yang meninggal dunia dalam peristiwa itu menegaskan “Saya telah menulis surat terbuka kepada presiden Joko Widodo menuntut Tragedi Berdarah Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 agar diakui Pemerintah dan ditetapkan sebagai Peristiwa Pelanggaran HAM Berat oleh Negara”.

“Pemerintah harus menuntaskan masalah ini dan memberikan rasa keadilan bagi para korban” pungkasnya. (MYB)