Kaprodi KPI Universitas PTIQ: Sukses Karir Kuasai Komunikasi
Jakarta, jurnalutara.com – Berbagai aktivitas kehidupan, khususnya dunia kerja dan industri di era desrupsi saat ini tidak terlepas dari komunikasi, baik narasi, audio, visual dan sebagainya. Untuk itu, jika ingin meraih sukses dalam karir, mahasiswa mesti memahami dan menguasai ilmu maupun kompetensi di bidang komunikasi. Hal tersebut dikatakan Ketua Program Studi (Kaprodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDK) Universitas PTIQ Jakarta Achmad Fachrudin pada acara orientasi mahasiswa FDK, Sabtu lalu di kampus PTIQ Jakarta.
Pada acara yang dihadiri oleh Kaprodi Manajamen Dakwah (MD) Dr. Nanang Kuswara, MM, serta Nur Wahab Kadri dan M. Ibtisam Han (keduanya dosen FDK), Achmad Fachrudin yang biasa disapa abah menyampaikan, secara kelimuwan antara Prodi KPI dan MD mempunyai irisan. Sama-sama mengandung unsur komunikasi dan dakwah.
Bahkan terdapat mata kuliah Komunikasi Dakwah yang diajarkan pada dua prodi tersebut. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya ilmu komunikasi dan keharusan mahasiswa untuk memahami dan mengusai komunikasi.
Khusus bagi Prodi KPI, Achmad Fachrudin yang juga mantan jurnalis dan kini secara praktis masih menekuni dunia jurnalistik mengatakan, capaian lulusan yang ingin dihasilkan Prodi KPI Universitas PTIQ adalah mahasiswa yang berakhaqul karimah, praktisi komunikasi, peneliti dan pengembang, dan advokasi kebijakan media. Secara minimal, imbuhnya, lulusan KPI diharapkan memiliki kompetensi menulis (writing), berpidato (speaking), serta konten kreatif melalui multi media di bidang dakwah, bisnis, pendidikan, dan sebagainya.
Achmad Fachrudin yang juga mantan Ketua KPU Jakarta Selatan mengatakan, peluang kerja dan karir sangat terbuka bagi mahasiswa yang memiliki keahlian komunikasi. Hanya saja, lanjut mantan anggota Bawaslu DKI tersebut, pengetahuan dan kompetensinya harus memenuhi kualitas dan standar tertentu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dunia kerja dan industri. Untuk itu, Achmad Fahrudin yang juga reviewer di sejumlah ilmiah berpesan kepada para mahasiswa untuk memanfaatkan dan melaksanakan motto: “Merubah Tantangan Menjadi Peluang”. (abah).