BeritaBetawi Punye CeriteSorotan

Sayur Godok Menu Lebaran Khas Orang Betawi, Tradisi Yang Tak Pernah Hilang Begini Sejarahnya

Shares

Jakarta, Jurnalutara.com – Lebaran di Betawi tidak hanya identik dengan ketupat dan semur daging, tetapi juga dengan hidangan khas yang kaya akan sejarah dan cita rasa. Salah satu sajian yang selalu hadir di meja makan saat Hari Raya adalah sayur godog, kuliner khas Betawi yang memiliki kuah santan gurih dengan isian unik seperti pepaya muda, pete, dan tempe.

Sayur godog bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Hidangan ini tidak hanya ditemukan saat Lebaran, tetapi juga dalam berbagai acara adat Betawi seperti nuju bulan, pernikahan, dan Nisfu Sya’ban. Bahkan, sejak 2021, sayur godog telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Apa sebenarnya asal-usul sayur godog, dan bagaimana peranannya dalam kuliner khas Betawi? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, dirangkum Liputan6.

Sejarah Sayur Godog, Perpaduan Budaya yang Melekat di Betawi

Mengutip Majalah Jakita yang dikelola oleh Pemprov Jakarta, sayur godog telah menjadi bagian dari kuliner Betawi selama ratusan tahun, tetapi asal-usulnya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh budaya Tionghoa dan peranakan. Hidangan ini memiliki kemiripan dengan lontong Cap Go Meh, sajian khas Tionghoa yang juga menggunakan kuah santan dan berbagai isian.

Di masa lalu, banyak komunitas Tionghoa yang tinggal di Batavia (Jakarta) berbaur dengan masyarakat setempat, sehingga terciptalah akulturasi kuliner, termasuk dalam sayur godog. Dengan perpaduan bahan seperti pepaya muda, pete, dan cabai merah besar, sayur godog akhirnya berkembang menjadi sajian khas yang identik dengan masyarakat Betawi.

Selain itu, dalam sejarahnya, sayur godog juga memiliki pengaruh dari India. Dahulu, para pedagang yang masuk ke Batavia melakukan interkasi sosial, termasuk mengenalkan budaya kulinernya kepada masyarakat Betawi. Dari sana, sayur godog mengalami modifikasi dengan ciri khasnya sendiri, seperti penggunaan bumbu rempah yang lebih kuat dan tambahan pete untuk memperkaya aroma serta rasa hidangan ini.

Bahan-Bahan Sayur Godog, Kunci Kelezatannya Ada di Santan dan Rempah

Sayur godog memiliki cita rasa yang khas karena menggunakan bumbu dan bahan pilihan yang menciptakan perpaduan rasa gurih, pedas, dan sedikit manis. Beberapa bahan utama dalam sayur godog antara lain:

Pepaya muda atau labu siam, memberikan tekstur renyah dan sedikit rasa manis.
Pete atau kacang panjang, sebagai pelengkap yang menambah aroma dan cita rasa khas.
Tempe dan tahu, yang menyerap bumbu dengan baik dan menambah kekayaan tekstur.
Daging sapi atau tetelan, yang sering ditambahkan untuk memberikan rasa lebih gurih.
Santan kental, sebagai elemen utama yang membuat kuah lebih kaya dan gurih.
Bumbu halus, terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, kemiri, kunyit, dan lengkuas.

Kombinasi bahan-bahan tersebut menciptakan kuah kental dengan rasa yang kompleks, menjadikan sayur godog sangat cocok dipadukan dengan ketupat atau lontong saat Lebaran.

Sayur Godog di Meja Lebaran, Tradisi yang Tak Pernah Hilang.

Masyarakat Betawi memiliki kebiasaan menyajikan sayur godog di hari pertama Lebaran, biasanya disandingkan dengan ketupat, semur daging, dan sambal goreng ati.

Selain di Hari Raya Idul Fitri, hidangan ini juga kerap muncul dalam berbagai acara adat Betawi. Saat nuju bulan, misalnya, sayur godog disajikan bersama ketupat sebagai bentuk syukuran atas kehamilan seseorang. Begitu pula dalam acara tahlilan dan peringatan kematian, di mana sayur godog sering menjadi menu wajib.

Sayur godog juga memiliki makna filosofis, di mana perpaduan berbagai bahan dalam satu hidangan melambangkan keragaman dan kebersamaan dalam masyarakat Betawi.

memasukkannya ke dalam muatan lokal kurikulum sekolah, agar anak-anak Betawi lebih mengenal makanan khas daerahnya.

Meskipun kini banyak makanan modern yang hadir di meja Lebaran, sayur godog tetap menjadi menu wajib yang tak tergantikan bagi masyarakat Betawi. Keberadaannya bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang identitas budaya dan sejarah kuliner yang harus dijaga.

Dikutip dari Liputan6.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shares

Masuk

Daftar

Setel Ulang Kata Sandi

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email, anda akan menerima tautan untuk membuat kata sandi baru melalui email.