Jamal Asgar : Anies Sebagai Simbol Perlawanan Rakyat Terhadap Elit Pengkhianat
Jakarta, JurnalUtara.com – Pemilihan presiden 2024 akan menjadi wujud kemuakan rakyat terhadap elit politik dan ekonomi sekaligus menjadi wujud harapan rakyat untuk perubahan Indonesia menjadi yang lebih baik. Hal ini disampaikan salah seorang tokoh Gerakan Rakyat di Jakarta Utara, Nurjamal Khalik atau biasa disapa Bang Jamal Asgar kepada Jurnal Utara sore tadi, Kamis (23/11/2023).

“Rakyat sudah muak terhadap elit politik dan ekonomi yang dianggap tidak mewakili kepentingan mereka. Rakyat tidak bisa lagi dibohongi, karena kebohongan elit begitu jelas-jelasan dan telanjang,” ungkap Bang Jamal, di sebuah warung kopi di bilangan Koja, Jakarta Utara.
Menurut Bang Jamal, kemuakan rakyat terhadap elit politik dan ekonomi yang dianggap sudah berkhianat melewati batas toleransi rakyat, disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama adalah fenomena politik dinasti, terkait pencawapresan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menjadi kontroversi karena persyaratannya dimoloskan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi bernomor 90/PUU-XXI/2023 yang menjadi kontroversi akibat pelanggaran etika oleh Ketua Hakim Konstitusi, Anwar Usman yang notabene paman Gibran sendiri.
“Keputusan MK itu benar-benar menantang rakyat untuk melawan para elit yang sombong itu,” papar tokoh yang juga menjabat sebagai Penasehat Sekber Relawan Anies DPD Jakarta Utara.
Faktor yang kedua, menurut Bang Jamal, adalah ketimpangan sosial dan ekonomi, yaitu kondisi ketika sebagian besar kekayaan dan sumber daya negara dikuasai oleh segelintir orang atau kelompok, sementara kebanyakan rakyat hidup dalam kemiskinan dan kesulitan.
Ketimpangan sosial dan ekonomi dapat menimbulkan ketidakadilan, ketidakpuasan, dan konflik sosial. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023, gini ratio Indonesia mencapai 0,39, yang menunjukkan tingkat ketimpangan yang cukup tinggi. Selain itu, menurut laporan Oxfam, pada 2020, 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 45,3% kekayaan nasional, sementara 50% orang termiskin hanya memiliki 8,6% kekayaan nasional.
Faktor yang ketiga adalah penegakkan hukum yang tebang pilih. Di era Jokowi ini, penegakan hukum dirasakan tebang pilih. Hukum telah digunakan untuk mengkriminalisasi lawan-lawan politik para elit, sebaliknya membebaskan kawan-kawannya.
“Kasus upaya mengkriminalisasi Anies Baswedan oleh Ketua KPK, Firli yang sekarang sudah jadi tersangka pemerasan dan banyak lagi. Kasus Syahganda Nainggolan dan kawan-kawan KAMI. Lalu IB HRS juga. Sangat terasa oleh rakyat bahwa hukum telah menjadi hamba kekuasaan,” tegas Bang Jamal.
“Oleh karena itu, Pilpres 2024 akan menjadi momentum bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan memberikan perubahan yang positif bagi Indonesia. Dan orang itu adalah Anies Rasyid Baswedan. Anies adalah simbol pergerakan rakyat melawan elit yang khianat, pembohong, dan korup,” tandasnya
Menurut Bang Jamal, Anies bisa dianalogikan sebagai Daud melawan Jalut. Atau David melawan Goliath. Dipimpin Anies Baswedan, rakyat pasti akan menang melawan elit politik dan ekonomi. Para oligarki perampok kekayaan negara.
“Saya menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia. Jangan diam. Jangan diam. Rebut kembali kedaulatan rakyat Indonesia dengan memilih Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pasangan nomer 1 pada tanggal 14 Februari 2024 nanti,” tutupnya