BeritaHukumLiputan UtamaPemilu 2024

Sandi: Firli Bisa Jadi Toxic, Berbahaya Bila Masih Pimpin KPK

Shares

Jakarta, JurnalUtara.com – Firli Bahuri, yang telah menjadi tersangka setelah penyidik Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara pada Rabu (22/11/2023), masih menjabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini mendapat reaksi beberapa kalangan, termasuk akademisi.

Sandi Suryadinata, akademisi dari STIE Tamansiswa, Jum’at siang ini (24/11/2023) termasuk salah seorang yang mengkritisi hal ini. Melalui rilis tertulis kepada Jurnal Utara,  Sandi Suryadinata berpendapat bahwa, dengan statusnya yang sudah menjadi tersangka dugaan korupsi pemerasan, Firli bisa menjadi toxic bagi orang di sekelilingnya, terutama KPK.

“Saya bukan seorang psikolog dan memang tidak perlu menjadi ahli kejiwaan untuk memahami bahwa seseorang yang sangat powerful karena jabatannya, dalam posisi terpojok, bisa bersikap toksis bagi siapapun di sekelilingnya,” ungkap dosen yang akrab disapa Sandi ini.

Menurutnya, seorang yang cukup lama berperan sebagai dominator (figur alpha) di dunianya, dalam hal ini dunia penegakan hukum, akan sulit menerima posisinya ketika terpojok. Figur dominator memiliki kecenderungan untuk menaklukkan, melukai, atau merusak orang lain atau benda-benda yang menjadi sasaran agresinya, ketika terpojok.

“Firli Bahuri itu seorang dominator di dunianya. Bukan hanya di KPK, tetapi siapapun yang bisa terkenakan pasal korupsi masuk ke dalam dunia Firli. Dia itu terbiasa sebagai pengancam. Pemangsa. Penghancur. Di dunianya dia merasa tidak perlu melihat ke atas, karena dia adalah pemuncaknya,” papar Sandi.

“Siapa yang mampu macem-macem sama dia. 57 pegawai KPK dipecat dengan alasan tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK), padahal di dalamnya banyak nama yang harum di hidung rakyat, dia tidak perduli. Lalu kecaman soal berbagai pelanggaran etik. Gak ada urusan bagi Firli. Dia adalah alpha pemuncak.”

Menurutnya, kalau alpha pemuncak berada dalam posisi yang terancam, gelisah dia. Dan kalau makhluk alpha gelisah, maka sangat mungkin keluar perilaku yang agresif, keras, dan kasar. Dia akan kecenderungan untuk melawan, menaklukkan, melukai, atau merusak siapapun atau apapun yang ada di sekelilingnya akan menjadi sasaran agresinya.

“Sekarang posisi berbalik ini. Firli Bahuri dalam posisi yang terancam. Sangat bisa jadi dia sekarang gelisah. Tapi dia merasa dan memang masih berkuasa di dunianya. Dia masih seorang Ketua KPK. Ini bisa sangat berbahaya bagi negeri ini. Karena sangat mungkin dia menjadi toxic, melakukan hal-hal yang toksis,” rinci Sandi.

Istilah toxic ini merujuk pada suatu sikap dan perilaku seseorang yang bersifat racun atau berdampak buruk untuk diri sendiri dan orang lain, terutama secara psikis. Orang yang toxic biasanya memiliki ciri-ciri seperti egois, manipulatif, tidak jujur, tidak bertanggung jawab, tidak menghargai orang lain, dan tidak mau mengakui kesalahan. Orang yang toxic juga cenderung merasa terancam atau terpojok bila menghadapi kritik, konflik, atau perbedaan pendapat, dan akan bereaksi dengan cara yang destruktif, seperti marah, menyalahkan, menghina, atau bahkan melakukan kekerasan.

“Memang belum pasti. Sekali lagi ini secara ilmiah hanyalah sebuah kemungkinan besar. Tetapi apabila mengacu pada besarnya resiko bagi bangsa ini. Apakah pantas meletakan lembaga KPK pada posisi yang sangat beresiko hanya karena seorang Firli? Mudah-mudahan Presiden segera mengganti Firli,” lanjut Sandi.

“Dan terakhir, saya berharap POLRI tidak berhenti hanya di Firli. Ingat setiap hiu putih besar, selalu ada ikan remora yang mendampingi. Siapakah ikan-ikan remora pendamping Firli? Semua orang tau itu. Itu buat next aja,” tutup Sandi sambil tersenyum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shares

Masuk

Daftar

Setel Ulang Kata Sandi

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email, anda akan menerima tautan untuk membuat kata sandi baru melalui email.