Pilkada 2024 Menjadi Momen Penting Bagi Majelis Wilayah Kahmi Jaya
Jakarta, jurnalutara.com – M. Ichwan Ridwan yang akrab disapa bang Boim, menghimbau kepada keluarga besar Kahmi dan HMI se Jakarta Raya untuk menggunakan hak pilihnya dengan baik, apalagi pemilih dari Keluarag Kahmi dan HMI se Jakarta raya adalah pemilih yang rasional, dengan demikian nantinya terpilih pemimpin yang sesuai aspirasi warga Jakarta.
Sementara itu dalam sambutan pembuka Diskusi Publik tersebut, Komisioner KPUD Jakarta Pusat, Sahat Dohar Manulang, meminta partisipasi aktif dari warga masyarakat (pemilih) untuk bersama sama terlibat aktif dalam upaya ikut serta mensukseskan gelaran Pilkada Jakarta 2024.
Dalam kesempatan tersebut Sahat Dohar Manulang juga mengapresiasi digelarnya Diskusi Publik yang di gagas MW Kahmi Jaya, sebagai bentuk partisipasi dalam upaya menyukseskan pilkada Jakarta yang berkualitas.
Acara Diskusi juga dihadir oleh para Komisioner KPUD Jakarta Pusat lainnya yaitu Komisioner KPU Kota Administrasi Jakarta Pusat, Achmad Husein Borut, Efniadiyansyah M.S., Fitriani dan Roy Sofia dan Fatra Sinaga.
Anggota KPUD Provinsi DKI Jakarta Dody Wijaya hadir sebagai narasumber dalam Diskusi Publik yang bertajuk “Partisipasi Masyarakat Dalam Mensukseskan Pilkada DKI 2024 Ditengah Isu Apatisme, Golput Dan Gercos” menyampaikan perlu adanya sosialisasi dan bentuk kampanya para kandidat yang inovatif, yang benar-benar turun ketengah-tengah masyarakat, hal ini akan menjadi sebuah program bagi KPUD Jakarta.
Dalam forum tersebu Dody juga menyampaikan, pihak KPUD telah siap untuk penyelenggaraan pilkada Jakarta 2024, termasuk dengan kesiapan DPT dalam pilkada nantinya.
Narasumber lainnya Achmad Fachrudin dari Dewan Pakar Kahmi Jaya dalam Diskusi Publik menyampaikan, bahwa, Partisipasi masyarakat pada Pilkada merupakan suatu keniscayaan karena Pilkada pada hakikatnya digelar untuk menyalurkan hak pilih masyarakat dalam menentukan pemimpin yang dianggap mampu membawa masyarakat kearah lebih baik. Selain juga wadah bagi kandidat yang bertarung di dalamnya untuk berkandidasi dan berkompetisi memenangkan Pilgub DKI secara demokratis.
Menurut Achmad Fachrudin yang akarab disapa Abah, Dalam demokrasi elektoral, salah satu ukuran keberhasilan Pilkada, terletak pada tingkat partisipasi pemilih. Makin tinggi tingkat partisipasi pemilih, sekitar 70 persen dari total pemilih, maka proses dan hasil Pilkada dianggap memiliki derajat kepercayaan dan legitimasi tinggi. Sebaliknya jika di bawah angka tersebut, tingkat kepercayaan dan legitimasinya dianggap rendah.
Namun meskipun demikian, keberhasilan Pilkada, tidak sekadar diukur dari besar-kecil- sedangnya tingkat partisipasi pemilih. Proses kandidasi, kontestasi dan kontestasi yang demokratid, dan aspiratif, dianggap tidak penting dari sekadar partisipasi pemilih. (***)