Liputan UtamaMetropolitanPilkadaPolitik

Tafsir Kemenangan Pram-Doel di Pilgub DKJ 2024

Shares

Oleh Achmad Fachrudin
Dewan Pakar Kahmi Jaya

Jakarta, jurnalutara.com – Setelah melalui proses penghitungan suara di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta, akhirnya KPU DKI menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilgub DKI 2024 di tingkat provinsi. Rapat pleno penetapan hasil Pilkada Jakarta 2024 digelar di Hotel Sari Pasific, Jakarta Pusat, Minggu (8/12). Total pemilih yang menggunakan hak pilih pada Pilkada DKI Jakarta berjumlah 4.724.393 orang. Dari jumlah itu, surat suara sah sebanyak 4.360.629 dan surat suara tidak sah sebanyak 363.764.
Sementara hasil rekapitulasi suara masing-masing Pasangan Calon (Paslon) Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI berturut-turut: Palon No. Urut 01 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO): 1.718.160 suara (39,40%); Paslon No. Urut 02 Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun): 459.230 suara (10,53%), Paslon No. Urut 03 Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel): 2.183.239 suara (50,07%). Pram-Doel, tercatat menang di semua wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Dengan kemenangan Pram-Doel diatas 50 persen atau persisnya 50,07 persen, maka sesuai UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan UU No. 2 tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta, KPU DKI menetapkan Paslon Pram-Doel menang dengan satu putaran. Sebelumnya memang muncul wacana seputar satu atau dua putaran. Namun setelah keluar keputusan KPU DKI berbasis UU, Pilkada DKI 2024 hanya berlangsung satu putaran.

Perlawanan Publik
Kemenangan Paslon Pram-Doel pada konstestasi di Pilgub DKI 2024 dapat ditafsirkan beragam. Diantaranya, sebagai simbol kenenangan atas perlawanan publik Jakarta atas hegemoni atau cawe-cawe penguasa yang direpresentasikan kepada utamanya mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan sebagian kepada Presiden Prabowo Subianto. Hal ini juga bermakna, skenario Jokowi dan Prabowo dengan koalisi besarnya untuk menyapu lebih banyak kursi Kepala dan Wakil Kepala Daerah pada Pilkada Serentak 2024, tidak semua berhasil. Salah satunya di daerah Pemilihan prestisius Jakarta.
Tafsir sejenis, sebagai bentuk perlawanan publik Jakarta atas politik kartel yang dilakukan sebagian besar partai politik (Parpol) di DPRD DKI yang nyaris memborong tiket kandidasi dan pada saat bersamaan urung mencagubkan Anies Rasyid Baswedan di Pilgub DKI 2024. Secara khusus perlawanan ditujukan kepada Partai Keadilan Sejahtera, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa yang sebelumnya akan mencagubkan Anies, namun batal dengan alasan yang sulit dimengerti oleh publik/pemilih, khususnya pendukung Anies yang kadang menyebutnya sebagai ‘anak abah’.
Selain itu, dukungan sejumlah mantan gubernur DKI Jakarta, seperti Sutiyoso, Fauzi Bowo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan, tidak bisa dibilang enteng dan kecil dalam memenangkan Pram-Doel. Bahkan Fauzi Bowo dan Ahok sempat menghadiri kampanye akbar  Pram-Doel di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 23 November 2024. Sedangkan Anies hadir dalam kampanye Pramono di Blok S, Jakarta Selatan, Kamis (21/11).
Dari tiga mantan gubernur DKI Jakarta tersebut, Anies effect dinilai paling berkontribusi memberi insentif elektoral bagi Paslon No. Urut 03. Kontribusi Anies sangat jelas karena memiliki captive market berdasarkan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 di Jakarta memperoleh suara cukup besar. Yakni: 2.653.762 suara atau setara 41,07%. Sedangkan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memperoleh 2.692.011 suara atau setara 41,67%.
Sebagai dampak Anies memberikan sinyal politik mendukung Paslon No. Urut 03 yang diusung PDI Perjuangan, dan beberapa partai kecil lainnya, para pemilih Anies yang dikenal cukup loyal dan militant, mengalirkan dukungannya ke Paslon No. Urut 03. Meski masih harus dilakukan riset memadai, sejumlah pemilih lain yang masih mengambang (floating mass) lalu bersimbiosis dengan pemilih milenial, disengaja atau tidak disengaja, mengingikuti jejak pemilih loyal Anies memilih Pram-Doel yang terkadang menyebut dirinya “anak Abah”.
Bukti Anies effect dapat dicermati dari sejumlah hasil survei. Jika pada survei 21-25 Oktober 2024, pemilih Anies belum menentukan sikap pilihannya. Bahkan ditengarai akan memilih golput. Namun setelah terjadi pertemuan Anies dengan Pram pada 15 November 2024, pada survei 13-17 November 2024 arus dukungan mulai berbalik mengarah ke Pram-Doel. Bukti kuatnya lagi, hasil quick count sejumlah lembaga survei, yakni: terjadi gap suara Pram-Doel dengan RIDO hingga 11% dari 5,6% untuk keunggulan Paslon No. Urut 03.

Tafsir Lainnya
Tafsir lain di balik kemenangan Paslon Pram-Doel, mesin kampanye Pram-Doel tercatat lebih agresif dibandingkan dua kompetitor dua Paslon Cagub dan Cawagub DKI lainnya, baik dari sisi serangan udara (pemasangan Alat Peraga Kampanye atau APK, dan media sosial) yang unggul sekitar 6%, maupun dari sisi serangan darat (kunjungan, kegiatan dan pembagian souvenir/bingkisan) yang unggul 10,6 sampai 12%.
Blunder politik kubu Paslon RK dan Suswono (RIDO) juga ditafsirkan menjadi salah satu sebab perolehan suaranya seakan jalan di tempat. Bahkan mengalami degradasi. Faktor popularitas Suswono yang dianggap kurang dikenal juga diopinikan menjadi penyebab seretnya Paslon RIDO mendulang suara. Secara kasuistik, terdapat data barrier elektabilitas RIDO menunjukkan, adanya ketidaksukaan yang terakumulasi dan dianggap sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW terkait dengan pernyataan terkilir atau slip of tongue Suswono pada tanggal 26 Oktober 2024 tentang kartu janda.
Sejumlah kalangan juga mengaitkan latar belakang RK sebagai seorang pendukung fanatik Persib Bandung, membuat rendahnya tingkat akseptabilitas RK di kalangan warga Jakarta. Catatan kritikal lainnya adalah karena RK dianggap ‘musuh’ Jakmania, yang anggotanya mencapai ratusan ribu orang dan dikenal sebagai massa yang juga solid, dan militan.
Betapa militannya pendukung Jakmania, cermati saja, manakala Persija bertanding di Liga Sepakbola Indonesia, massa Jakmania datang menyerbu ke stadion baik di Jakarta maupun di luar Jakarta. Lagi pula, sebagian besar Jakmania paham bahwa stadion sepakbola Jakarta International Stadium (JIS) dibangun megah saat Anies menjadi gubernur. Dengan Anies mendukung Pram-Doel, secara otomatis suara Jakmania akan memberikan dukungan ke Pram-Doel.
Sejatinya masih banyak tafsir lain di balik kemenangan Paslon No. 03 di Pilgub DKI 2024. Diantaranya, visi, misi, dan program kerja atau janji-janji kampanye lebih populis dan konkrit Pram-Doel, dianggap menarik minat warga Jakarta untuk memilihnya. Tafsir lainnya, jargon kampanye “Jakarta Menyala”, tampaknya menstimulus pemilih untuk juga menyala memberi dukungan ke Paslon Pram-Doel.
Selain itu, Rano Karno ditafsirkan paling otentik merepresentasikan etnis Betawi sehingga diasumsikan pemilih dari etnis Betawi tersedot aspirasinya ke Paslon Pram-Doel. Tambahan lagi, Rano merupakan sutradara dan aktor utama dalam sinetron dan film “Si Doel Anak Sekolahan” yang sangat popular dan banyak digemari oleh kalangan tua dan muda hingga sekarang. Sementara kontrak politik yang dibuat Pram-Doel dengan sejumlah eksponen organisasi kemasyarakatan di Jakarta, sedikit banyak mendongrak pundi-pundi suara Paslon No. Urut 03.

Check and Balances
Dengan tafsir beragam tersebut, bisa dikatakan, kemenangan Pram-Doel merupakan suatu akumulasi dari faktor subyektif: figuritas Pram-Doel, serta partai pendukung dan pengusung, struktur partai, relawan dan sebagainya. Terutama dukungan faktor objektif atau dukungan sejumlah elit politik, khususnya mantan gubernur, terutama Anies Baswedan. Faktor suasana batin sebagian masyarakat yang melakukan perlawanan terhadap intervensi elit politik, dan politik kartel tidak kalah kecil berkontribusi bagi kemenangan Paslon Pram-Doel.
Dengan menafsirkan kompleksitas di balik kemenangan Pram-Doel di Pilgub DKI, mau tak mau kebijakan dan program kerja gubernur dan wakil gubernur DKI terpilih mendatang mesti memperhatikan dan mengakomodasi berbagai aspirasi dan kepentingan banyak pihak, termasuk dari Paslon No. Urut 01 dan 02 dan pendukungnya. Komitmen tersebut sudah disampaikan oleh Cagub DKI terpilih, Pramono Anung. Dan juga sudah direspon dengan baik dari kubu Paslon No. Urut 01 dengan antara lain urung menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
Meskipun demikian, dalam lanskap politik atau tepatnya budaya politik di Indonesia, kekuasaan yang diperoleh melalui kontestasi politik atau jalur lainnya, seiring berjalan waktu akan berjalan dengan logikanya sendiri yakni: akan berputar dan terkonsentrasi di seputar elit politik yang berkuasa, baik karena kehendak yang berkuasa, lingkaran elit kekuasan, atau kekuatan oligarki yang capat atau lambat akan masuk. Jangan lupa, ini Jakarta dengan nilai APBD mencapai lebih 85 trilunan rupiah lebih dengan potensi sumberdaya ekonomi melimpah.
Oleh karena itu, selain adanya pihak yang menjadi pendukung atau aktor kekuasaan yang akan mengelola kekuasaan sebagaimana mesti dan layaknya, juga harus ada dan dibutuhkan pihak atau aktor yang memposisikan dirinya sebagai watchdog terhadap kekuasaan. Sebagai instrument check and balances terhadap kekuasaan dan kepemimpinan. Tujuan akhirnya (ultimate goal), visi, misi serta program kerja Pram-Doel pada Pilgub DKI 2024, terwujud secara konkrit untuk kepentingan masyarakat banyak sepanjang lima tahun ke depan hingga 2029.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shares

Masuk

Daftar

Setel Ulang Kata Sandi

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email, anda akan menerima tautan untuk membuat kata sandi baru melalui email.