Bang Anung Akan Unjuk Rasa di Balai Kota 3 hari Jelang Puasa
Jakarta Utara, JurnalUtara.com- Aliansi Jakarta Utara Menggugat (AJUM) akan menggelar unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu tanggal 26 Februari mendatang. Koordinator Umum AJUM, Anung Muchamat alias Bang Anung, mengutarakan hal ini usai rapat konsolidasi dan evaluasi kemarin malam, Jum’at (21/2) di markas AJUM di jalan Walang Barat, Koja, Jakarta Utara.

“Perjuangan masyarakat Jakarta Utara untuk mendapatkan solusi permanen atas kemacetan dan kerawanan kecelakaan maut dampak angkutan truk kontainer memang harus dibawa ke level provinsi, untuk itu kita akan berunjuk rasa ke Balai Kota hari Rabu nanti,” putus Anung.
Hampir tujuh tahun lamanya AJUM menyuarakan keinginan masyarakat Jakarta Utara agar pool (garasi) truk-truk trailer dan kendaraan besar lainnya yang berada di lingkungan pemukiman padat ditutup atau direlokasi. Komunikasi dengan berbagai pihak terkaitpun sudah dibangun, namun belum mendapatkan solusi yang permanen.
“Sebenarnya progress sudah baik pada awalnya. Semua duduk bareng. Diskusi bersama Pemkot, Pelindo, KBN, sampai asosiasi pengusaha angkutan juga sudah berkali-kali dilakukan, namun mentok ditahapan implementasi terkait keterbatasan kewenangan pemerintah kota Jakarta Utara,” ucap Anung.
Baca juga: AJUM Kembali Ke Jalan Kawal Pembatasan Jam Operasional Truk Trailer
Saat ini solusi sementara berupa pembatasan jam operasional sudah diberlakukan. Truk-truk angkut kontainer dilarang beroperasi di jalan Plumpang Semper pada pukul 06.00-08.00 pagi dan pukul 16.00-21.00 sore. Namun hal tersebut dianggap kurang efektif dan sama sekali tidak efisien. AJUM sendiri sudah melayangkan surat ke pihak pemprov namun disposisinya dikembalikan ke pemerintah kota (pemkot).
“Solusi sementara berupa pembatasan jam operasional memang cukup mengurangi kemacetan dan frekuensi kecelakaan maut, tetapi masih kurang efektif dan sama sekali tidak efisien karena harus dilakukan penjagaan oleh petugas Dishub dan relawan AJUM diwaktu-waktu pembatasan. Ini sangat melelahkan,” ungkap tokoh muda ini.
AJUM menilai bahwa dengan kegiatan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama yang sudah mencapai hampir sembilan juta boks setahun dan kedepan tentu akan semakin meningkat, Jakarta Utara membutuhkan desain tata ruang dan tata kelola baru sebagai kota pelabuhan yang adil dan beradab.
Baca juga : Sadis!! Aktivitas Pelabuhan Tanjung Priok Kembali Memakan Korban Jiwa
“Ironinya dengan aktivitas pelabuhan yang menopang ekonomi nasional begitu besar, Jakarta Utara adalah kota termiskin di DKI Jakarta merujuk data BPS per April 2024. Kita ini gak kebagian apa-apa kecuali macet yang menyebabkan konsumsi rumah tangga untuk BBM lebih besar dan waktu untuk keluarga semakin tertekan, lalu polusi udara yang merugikan kesehatan, sampai kecelakaan lalu lintas yang merengut nyawa. Masyarakat Jakarta Utara dijadikan tumbal kesejahteraan wilayah lain,” papar Anung prihatin.

“Karena itu saya mengundang seluruh aktivis dan masyarakat yang peduli nasib Jakarta Utara untuk sama-sama hadir menyampaikan jerit-tangisan masyarakat kepada pemimpin kita, Bapak Pramono Anung dan Bapak Rano-Karno,” pesan Anung menutup wawancara ini